Payung merah itu melayang-layang di udara. Putra Mahkota memandanginya dengan heran sementara Hyeon Seong pelayannya ketakutan. Monster...monster....usir monster itu! teriaknya. Putra Mahkota segera menyadari ternyata itu payung miliknya. Apakah ini berarti kami akan bertemu kembali? Tanyanya dalam hati
Di rumahnya,
Yeon woo yang masih shock dengan isi surat Putra Mahkota tiba-tiba
dikejutkan oleh sebuah suara. Ia ketakutan, mungkinkah mereka
mengirimkan pembunuh kesini? Tanyanya pada diri sendiri. Ia melihat ke
arah pagar dan melihat sesuatu disana. Ternyata sebuah batu bertuliskan:
Batu Pemecah Masalah, dan sebuah surat. Apa yang mengganggumu sehingga
kau tak dapat tidur, cobalah bicara dengan batu ini dan lihat apa yang
terjadi. Batu ini adalah batu pemecah masalah. Batu dan surat itu
ditinggalkan oleh Yang Myeong sebagai hadiah darinya dari perjalanan.
Heo Yeom,
kakak Yeon woo sedang berlatih jurus pedang bersama sahabatnya, Je woon.
Seol, pelayan Yeon woo mengamati mereka dari tempat tersembunyi,
sepertinya gadis itu menyukai Je woon. Je woon juga sempat melirik gadis
itu. Je woon memenangkan pertarungan itu. Heo Yeom memujinya tetapi Je
woon merendah dengan sikapnya yang cool. Tiba-tiba Heo Yeom teringat P.
Yang Myeong, ia bertanya-tanya kemanakah gerangan sahabat yang satunya
itu. Tiba-tiba Yang Myeong sudah berdiri di belakangnya.
Sepertinya ada
yang sedang merindukanku, katanya. Heo Yeom terkejut melihat P Yang
Myeong telah berada diantara mereka. Yang Myeong langsung memeluk Heo
Yeom dan disambut hangat olehnya. Tetapi saat hendak memeluk Je woon,
anak itu mengelak ( hehehe...karakter Je woon ini sangat cool dan
tenang, tidak atraktif seperti Yang Myeong dan hangat seperti Heo Yeom
). Tiga sahabat dengan karakter yang berbeda satu sama lain...hiks,,jadi
ingat Kim Seung yoo, Sin Myeon dan Jeong Jong di The Princess’ Man.
Yang Myeong
pura-pura marah pada Je woon, tapi ia sangat menyayangi kedua sahabatnya
itu dan mengajak mereka makan-makan. Yang Myeong menyebut-nyebut
tentang seseorang yang sangat ia cintai lebih dari kedua sahabatnya itu.
Heo Yeom heran. Sejak kapan kau memiliki seseorang di hatimu? Kau tidak
pernah mengatakan hal ini sebelumnya? Ternyata gadis yang dimaksud Yang
Myeong adalah Yeon woo. Heo Yeom keberatan, adikku masih sangat muda,
tetapi laki-laki dan perempuan berbeda. Kata Heo Yeom, terakhir kali kau
bertemu dengannya bukankah kau sangat marah?
Beraninya kau menemuinya lagi setelah marah-marah seperti itu,
Aku
tahu...aku tahuu...potong Yang Myeong. Sudahlah jangan menyinggung hal
itu lagi, kau ini banyak bicara, gerutu Yang Myeong. Kalau aku ingin
bertemu dengannya, biarkan saja aku bertemu.
Je woon
tersenyum melihat perdebatan kedua sahabatnya. Hei...apakah kau baru
saja tersenyum? Yang Myeong melihatnya dengan senng. Ia senang sekali
melihat sahabatnya itu tersenyum. Kau juga melihatnya? Tanyanya pada Heo
Yeom. Ternyata si Balok Es ini tahu juga cara tersenyum.
Yang Myeong
juga memberi sahabatnya itu oleh-oleh berupa batu seperti yang diberikan
pada Yeon woo. Batu itu dibelinya dari ‘peramal palsu’ yang ditemuinya
dan menimbulkan masalah dengannya itu. Ia meminta sahabatnya membawa
selalu batu-batu itu. Tapi Je woon protes karena tentu saja batu itu
terlalu berat jika harus dibawa kemana-mana. Dasar eksentrik, ia malah
memberikan sebuah batu lagi pada je woon tapi ukurannya lebih kecil.
Kedua sahabatnya itu terheran-heran.
Tiba-tiba
wajah Yang Myeong menjadi serius. Di masa depan kalian berdua akan
menjadi orang-orangnya Putra Mahkota, katanya. Kedua sahabatnya terdiam,
Yang Myeong segera menetralkan suasana tetapi di wajahnya ada rona
kesedihan.
Di Istana,
raja dan para menteri tengah mendiskusikan pendidikan bagi Putra
Mahkota. Putra Mahkota juga tengah beriap diri untuk mengikuti pelajaran
sastra. Hari itu guru sastra bagi Putra Mahkota baru saja terpilih.
Puta mahkota sangat bersemangat mengikuti pelajaran hari ini. Ia menuju
ke ruang belajar dengan penuh semangat.
Seorang pria
muda berjalan menuju ruang belajar Putra Mahkota, ia nampak begitu
bersinar dan membuat dayang-dayang istana yang kebetulan melihatnya
terpesona. Ternyata ia adalah Heo Yeom. Guru sastra bagi Putra Mahkota
adalah Heo Yeom.
Heo
Yeom memasuki ruang belajar dan memberi hormat pada Putra Mahkota,
Putra Mahkota sesaat terkejut melihat calon gurunya yang sangat
‘bersinar’ bahkan ia sampai terpana beberapa saat.
Yeon woo
mendengar kakaknya menjadi guru bagi Putra Mahkota, karena terlalu
memikirkannya jarinya sampai tertusuk jarum. Mungkinkah ia tahu aku
adalah adik perempuannya? Tanyanya pada dirinya sendiri. Ibunya menegur,
apa yang sedang kau gumankan?
Putra Mahkota masih terpana dengan kharisma Heo Yeom, pelayannya menegur.
Yang Mulia cepat beri hormat pada guru anda, katanya. Putra Mahkota tersadar.
Tunggu,
katanya. Berapa usiamu tahun ini? Tanyanya pada Heo Yeom. Ternyata Heo
Yeom baru berusia 17 tahun. Tentu saja Putra Mahkota tidak sudi diajar
oleh seseorang yang masih sangat muda. Ia beranggapan Heo Yeom tidak
memiliki kemampuan yang baik untuk menjadi gurunya. Ia tidak mengacuhkan
Heo Yeom dan membuat pelayannya khawatir.
Ibu Suri jua
sangat berang mendengar siapa guru sastra Putra Mahkota. Ia memarahi
Menteri Personalia habis-habisan. Tetapi menteri itu berkata untuk tidak
perlu khawatir sebab Heo Yeom pasti tidak akan tahan menghadapi sikap
Putra Mahkota. Ia pasti akan pergi dengan sendirinya.
Puta Mahkota
sangat berang di kediamannya. Pelayannya masuk dan menyampaikan kabar
penting tentang siapa Heo Yeom. Ia adalah mahasiswa terbaik di
Sunkyunkwan, ia juga idola seluruh mahasiswa SKK. Semua orang
menyukainya, laki-laki- perempuan, tua-muda, pelayan, gisaeng, bahkan
orang yang membenci dirinya pun akan berharap menjadi temannya jika
bertemu dengannya. Ia adalah pribadi yang baik hati dan luar biasa.
Putra Mahkota
masih tidak bisa menerima. Heo Yeom merenung, Yeon woo memasuki ruangan
dan melihat kegalauan kakaknya. Apakah sesuatu telah terjadi di istana?
Tanyanya. Apakah Putra Mahkota membuat masalah dengan kakak?
Heo Yeom
tersenyum, ini hanya salah paham saja. Heo Yeom menceritakan apa yang
telah terjadi di ruang belajar Putra mahkota. Aku bisa mengerti mengapa
Putra Mahkota bertindak seperti itu, katanya. Itu karena Heo Yeom masih
sangat muda untuk mengajar Putra Mahkota.
Benarkah Kakak ingin memenangkan hati Putra Mahkota? Tanya Yeon woo
Apakah kau punya usul yang bagus? Heo yeom balik bertanya.
Esoknya Putra
Mahkota masih tidak bersedia belajar. Heo Yeom dengan sabar menungguinya
di ruang belajar. Hari ini pelajaran berakhir sampai disini, Heo Yeom
bangkit dan memberi salam.
Putra
Mahkota mengatainya sebagai orang yang tidak tahu malu, kau tidak
melakukan apa-apa tetapi menerima gaji sebagai pegawai. Dengan sabar Heo
Yeom menyampaikan pembelaan. Ini karena Yang Mulia belum siap untuk
belajar hari ini.
Ia juga meminta ijin untuk mengajukan teka-teki yang harus dijawab Putra Mahkota.
Teka-teki katamu? Tanya Putra Mahkota.
Heo Yeom
mengiyakan. Ia berjanji jika Putra Mahkota dapat menjawab pertanyaan
dengan benar maka ia akan menuruti kemauan Putra Mahkota dan akan
mengundurkan diri sebagai guru. Namun jika Putra Mahkota tidak bisa
menjawab pertanyaannya ia ingin Putra Mahkota menerima dirinya sebagai
guru.
Aku akan mendapatkan jawabannya, kata Putra Mahkota dengan yakin.
Pertanyaannya
adalah: dapat menyebabkan semua yang ada di dunia menjadi terang dalam
satu waktu dan dapat menyebabkan semua yang ada di dunia menjadi gelap
dalam satu waktu.
Apakah itu tidak terlalu sederhana? Tanya Putra Mahkota.
Hamba khawatir tidak sesederhana itu Yang Mulia, jawab Heo Yeom.
Putra
Mahkota merasa yakin dapat menjawab teka-teki Heo Yeom. Ia bahkan yakin
dapat membuat Heo Yeom tidak muncul lagi di depannya.
Putri min Hwa
terheran-heran melihat banyak buku dikirim ke kediaman Putra Mahkota. Ia
penaaran dan berusaha mencari tahu. Ia terkejut sekali melihat banyak
buka di ruangan kakaknya, dan kakaknya dengan tekun membaca satu persatu
buku yang ada disana. Putri Minhwa berusaha mencari tahu tetapi malah
diusir oleh Putra Mahkota.
Akhirnya ia mengetahui tentang teka-teki itu dari pelayan Putra Mahkota. Putri berfikir sejenak.
Bukankah
itu kelopak mata? Tanya Putri. Lihat baik-baik, jika kau menutup mata
maka dunia akan menjadi gelap ( ia memperagakan dengan sangat lucu .
Jika kau membuka mata, maka dunia akan menjadi terang.
Putra
Mahkota marah dan menganggap Putri berfikiran sangat dangkal. Itulah
mengapa aku tak ingin bicara denganmu, kata Putra Mahkota. Kau
mengganggu belajarku saja, cepatlah pergi sana! Hardik Putra Mahkota.
Putri Min Hwa sangat jengkel lalu meninggalkan kakaknya dengan marah.
Jawabannya
adalah Politik Kerajaan, kata Putra Mahkota dengan penuh percaya diri.
Lalu dengan panjang lebar ia menjelaskan jawabannya yang begitu idealis
dan sempurna. Di saat yang sama, Raja beserta para bawahan dan pengawal
tengah melintas di dekat ruang belajar. Rajamendengarkan jawaban Putra
Mahkota yang begitu detail dan sempurna. Tetapi Heo Yeom mengatakan
jawabannya tidak seperti yang ia harapkan. Putra Mahkota bertanya jika
bukan itu jawabannya makan apa jawaban dari teka-tekinya?
Dengan
yakin Heo Yeom menjawab, Kelopak mata. Semua yang mendengar terkejut.
Tetapi Raja hanya tersenyum tipis dan dengan sabar menunggu
kelanjutannya. Putra Mahkota nampak berang. Apakah kau sedang
mempermainkanku? Tanyanya berang.
Jika Yang Mulia tidak puas dengan jawaban yang benar, apakah ini akan dianggap sebagai lelucon? Tanya Heo Yeom.
Apa maksudmu? tanya Putra Mahkota.
Tidak mampu menemukan jawaban dari buku untuk pertanyaan apakah menurut anda ini hal yang rendah?
Lalu jika ini sebuah lelucon, apakah ini jawaban yang sebenarnya?
Dalam
pandangan anak-anak semua hal di dunia akan menjadi pertanyaan, dan
semua hal di dunia akan menjadi jawabannya. Dalam proses belajar ada 2
hal penting yang harus selalu diingat. Poin pertama adalah arogansi
untuk mendapatkan jawaban yang benar. Poin kedua, prasangka anda dalam
menggunakan norma anda untuk menentukan sesuatu. Arogansi dan prasangka
ini akan menutup mata Yang Mulia dan berfikir dengan kegelapan. Harusnya
anda mengerti.
Ayah Heo Yeom merasa kata-kata putranya sangat tidak sopan, tetapi Raja berpendapat lain. Ia menyuruh menteri untuk diam.
Anda
mengatakan tentang Politik kerajaan, apa yang anda katakan benar.
Tetapi jika mata tertutup, bagaimana anda bisa mengamati kehidupan
orang. Bagaimana anda akan mengatakan tentang perjalanan raja. Putra
Mahkota nampak merenung
Yang pertama dari semuanya, mohon perbaiki sikap anda dalam belajar. Heo Yeom mengakhiri kata-katanya
Tiba-tiba
Putra mahkota berdiri dan memanggil Hyeon Seong masuk. Tanpa disangka,
Putra Mahkota memerintahkan kepada pelayannya untuk mempersiapkan
perjamuan. Ia telah menerima heo Yeom sebagai gurunya. Ia memberi hormat
dan meminta maaf atas kelakuan buruknya di waktu lalu. Ia tersenyum
ramah pada Heo Yeom.
Raja tersenyum puas, nampaknya Putra Mahkota sudah bertemu dengan guru yang tepat, katanya.
Putri
Min Hwa tertawa terbahak-bahak mendengar apa yang terjadi di ruang
belajar Putra Mahkota. Ia penasaran ingin melihat bagaimana wajah orang
yang membuat kakaknya ‘mengibarkan bendera putih’ dan bahkan ingin
memberinya hadiah. Ia berlari keluar dan di saat bersamaan Putra Mahkota
dan Heo Yeom tengah berjalan menuju ruang perjamuan.
Melihat wajah heo Yeom yang bersinar, putri kecil itu begitu terpesona.
Mereka
berdiskusi sebagai guru dan murid. Heo Yeom mengakui bahwa apa yang ia
lakukan adalah usul dari adik perempuannya. Malam sebelumnya Yeon woo
memberitahu bagaimana jalan yang terbaik untuk membuka hati Putra
Mahkota. Yeon woo secara pribadi pernah bertemu dan terlibat dengan
Putra Mahkota maka sedikit banyakia sudah mengetahui karakternya.
Putra Mahkota
memuji adik perempuan Heo Yeom. Ia pasti gadis yang sangat cerdas,
katanya. Berapa usianya?? 13 tahun , jawab Heo Yeom.
Jadi
orang yang hari ini telah mengalalahkanku adalah adik perempuan Guru,
jadi ia akan memberikan hadiah khusus untuknya. Ia sempat bercanda.
Hadiah ini seharusnya diberikan pada adik perempuan Guru, bukan untuk
Guru.
Putra mahkota
kembali ke kediamannya, tiba-tiba ia teringat sesuatu. Ia berkata pada
Hyeon Seong untuk gadis berusia 13 tahun bukankah ini sangat luar biasa?
Hyeon Seong menjawab tentu saja karena Heo Yeom pun menjadi pelajar
terbaik dalam usianya yang masih muda.
Putra
Mahkota berusaha mengkait-kaitkan beberapa kejadian yang sudah terjadi
dan akhirnya ia mendapatkan keterkaitan antara Heo Yeom dan gadis cerdas
yang ditemuinya di istana, Yeon woo. Tentu saja Putra Mahkota sangat
senang.
Heo Yeom menyerahkan hadiah dari Putra Mahkota pada Yeon woo. Yeon woo hampir tak percaya, dan menjadi salah tingkah.
Malam itu Yeon
woo berjalan-jalan di halaman rumahnya dan berkhayal seolah Putra
Mahkota berada disisinya dan berbicara dengannya.
Sementara
itu menteri Personalia bersama orang-orangnya tengah dibuat berang
dengan kondisi yang terjadi. Saat ini Kepala Sarjana, Heo Yeong Jae (
ayah Heo Yeom dan Yeon woo ) tengah berada diatas angin dan mereka
khawatir hal tersebut akan mengancam eksistensi klan mereka di istana.
Malam
itu Menteri Personalia pulang ke rumah dalam kondisi mabuk berat.
Bagaimanapun juga ia merasa terganggu dengan posisi Heo Yeong Jae karena
kecerdasan putranya berhasil mengendalikan Sigangwon ( sebutan untuk
kediaman Putra Mahkota )
Ia melihat putrinya dan merencanakan sesuatu, ia berambisi menjadikan putrinya sebagai ratu negeri ini.
Yeon woo
bersama Seol, pelayannya berjalan-jalan ke pasar mengunjungi sebuah toko
kertas. Tiba-tiba Seol tertarik dengan sesuatu dan ia meminta ijin pada
Yeon woo untuk pergi sebentar. Yeon woo melihat-lihat tumpukan kertas
dan Yang Myeong sudah berada di dekatnya dan menggodanya.
Seol berlari
menuju sesuatu yang menarik perhatiannya, suara pedang ditempa di tempat
pandai besi. Di jalan tanpa sengaja ia menabrak seorang gadis muda
sampai terjatuh. Ia adalah Yoon Bo Kyeong, putra Menteri Personalia.
Pelayannya memarahi Seol habis-habisan. Seol meminta maaf tetapi
pelayannya terus memarahinya, kau tidak punya mata ya?
Anehnya Bo
Kyeong tidak marah, ia justru membela Seol. Kelihatannya ia sedang ada
urusan penting, katanya dengan wajah manis pada pelayannya. Seol sangat
berterimakasih. Tetapi saat Seol berlalu tiba-tiba wajah Bo Kyeong
berubah menjadi sinis.
Mereka
mengunjungi penjual perhiasan, tetpi tiba-tiba pelayan merasa ada
sesuatu yang hilang, dompetnya. Ia langsung menuduh Seol sebagai
pencurinya. Saat pelayannya pergi mencari Seol, Bo Kyeong melihat dompet
itu terjatuh tak jauh darinya. Ia mengambilnya dan tersenyum penuh
arti.
Seol tengah
mengamati pandai besi bekerja, tiba-tiba pelayan Bo Kyeong Menarik
tubuhnya dan menampar tanpa ampun. Seol kebingungan tetapi pelayan itu
tetap menuduhnya dan hendak menghajarnya, tiba-tiba Bo kyeong datang dan
memintanya untuk berhenti. Semua orang melihatmu, katanya.
Seol mendekati Bo Kyeong dan berkata ia tidak mencuri dompet itu. Benarkah? Tanyanya. Katamu kau tidak bersalah, benar begitu?
Benar, jawab Seol ketakutan
Kalau
begitu, beri aku bukti bahwa kau bukan seorang pencuri. Kata Bo Kyeong
dengan tajam. Tentu saja Seol tidak bisa membuktikannya.
Di toko
kertas, Yeon woo masih belum mendapatkan yang diinginkannya. Yang Myeong
terus saja menggodanya, Yeon woo jengkel dan meninggalkannya.
Di
perjalanan turun hujan dan Yang Myeong sudah berdiri dibelakangnya dan
melindungi Yeon woo dari hujan dengan bajunya...so sweet....
Yang Myeong
membawa Yeon woo berteduh di suatu tempat, sebuar rumah yang telah
diubah menjadi green house. Disana ada berbagai jenis tanaman yang
terawat. Yeon woo sangat terkesan melihatnya. Apakah kau merawatnya
sendiri? Tanya Yeon woo.
Yang Myeong
berkata ia tak bisa mengikuti ujian, makanya ia selalu pergi ke empat
ini. Yeon woo teringat kata-kata Putra Mahkota tentang kakaknya yang
terpaksa harus hidup di luar istana karena dirinya. Yeon woo berusaha
mencari tahu bagaimana perasaan Yang Myeong pada ayahnya, Raja Seung jo,
yang sudah mencampakkannya. Tetapi Yang Myeong sangat menyayangi
ayahnya dan mengumpamakan ayahnya adalah sebuah matahari dan bulan untuk
rakyatnya, meskipun di satu sisi ia sangat tegas ( membayangkan sikap
ayahnya pada dirinya), tetapi ia juga memiliki sisi penyayang (
membayangkan sikap ayahnya pada adiknya, Putra mahkota ), katanya dengan
getir.
Di rumah
keluarga Yoon, Seol dihajar habis-habisan oleh pembantu mereka. Ia terus
dipaksa mengaku. Sementara Bo Kyeong duduk dengan manis sambil membaca
buku.
Lalu
mengapa kau tidak melebarkan matamu saat berjalan? Kau sudah mengotori
baju kesayangmu apa kaupikir kau akan selamat? Salah besar! Katanya pada
diri sendiri dengan wajah sinis tapi puas telah membuat Seol babak
belur ( gadis yang mengerikan......!!!!!!)
Yeon woo
mencari Seol dan mendapat kabar bahwa Seol dibawa ke rumah keluarga
Menteri Personalia karena dituduh mencuri. Yeon woo mendatangi rumah
mereka dan mendapati Seol terluka dan tak berdaya. Ia menegur pelayan
yang telah menghajar Seol.
Meski ia
berbuat salah tidak seharusnya kalian memukulinya sampai seperti ini,
kata Yeon woo. Boo Kyeong keluar dan gadis jahat itu dengan tenang
bertanya, ada apa ribut-ribut?
Yeon
woo memberi hormat dan memperkenalkan diri. Kudengar pelayanku telah
mencuri dompet anda, katanya. Mungkin ini hanyalah sebuah kesalahpahaman
saja.
Bo Kyeong
memandang para pelayannya, apa yang sudah kalian lakukan? Tanyanya.
Bukankah sudah kukatakan untuk mencari kebenarannya. Mengapa kalian
memukuli orang tanpa alasan? Hardiknya. Para pelayannya kebingungan.
Bukankah Nona mengatakan kami boleh melakukan apapun asal ia tidak
sampai meninggal? Tanya pembantunya bingung. Pengasuhnya langsung
memotong. Maafkan kami Nona.
Bo Kyeong
mendekati Yeon woo, ia memberi nasehat untuk menjual Seol secepatnya
karena kelakuannya yang buruk. Tetapi tentu saja Yeon woo sangat
mengenal Seol. Ia membela gadis itu di depan Bo Kyeong bahkan
menyebutnya sebagai teman dan keluarganya. Bo Kyeong mencibir, kenapa
ada orang seperti itu, katanya pada diri sendiri.
Heo Yeom
memberikan hadiah balasan dari Yeon woo pada Putra Mahkota. Sebuh pot
berisi bibit tanaman yang belum tumbuh dan sebuah surat. Putra Mahkota
sangat senang menerimanya. Heo Yeom hendak memulai pelajarannya tetapi
Putra Mahkota mengajaknya bicara tentang adik perempuan Heo Yeom, Yeon
woo. Heo yeom menolak tetapi Putra Mahkota terus mendesaknya. Heo Yeom
menceritakan tentang adik perempuannya, mereka selalu belajar bersama di
malam hari dan Yeon woo sangat suka membaca. Putra Mahkota sangat
terkesan dibuatnya..ye...ye...ye....
Ia sangat
berbeda denga Putri Min Hwa, kata Putra Mahkota. Ia hanya mengetahui
baris pertama dari ribuan karakter klasik dan ia sangat suka menangis.
Tiba-tiba
pintu terbuka, Putri Min Hwa masuk sambil menangis keras-keras. Putra
Mahkota bingung dibuatnya. Putri sangat marah dikatakan seperti itu
apalagi di depan Guru Heo yang tampan itu ( gadis kecil yang ini lucu
sekali...hehe ).
Ia
mendekati Heo Yeom sambil terus menangis dan memegangi wajahnya: Apa
yang dikatakan kakakku bohong, aku tidak suka menangis ( tapi ia
menangis dengan keras ), aku gadis yang sangat pendiam...(
bwahahahaha....))
Heo Yeom
berusaha menghibur Putri dan berkata untuk tidak menangis, jika ia
menangis maka wajah cantiknya akan menjadi kacau. Min Hwa berhenti
menangis, ia senang dibilang cantink oleh Guru Heo. Benarkah aku cantik?
Tanyanya. Menurutmu apakah aku cantik?? Heo Yeom bengong. Untunglah
para dayang segera datang dan membawanya pergi. Min Hwa pergi sambil
memandangi Heo Yeom dengan senang.
Putra mahkota
membuka surat yang dikirim Yeon woo dan ia sangat terkejut dengan puisi
yang ditulis Yeon woo. Ini semakin membuatnya mengagumi Yeon woo. Di
akhir puisi ada kata-kata permintaan maaf dari Yeon woo atas
perbuatannya saat mereka pertamakali bertemu.
Putri Min Hwa
berulah lagi. Ia mendatangi ayahnya dan bersikap manis sekali. Raja
Seung jo sangat menyayangi putrinya yang satu ini. Ia memberi salam dan
menyampaikan keinginannya. Ia ingin belajar huruf China, tetapi ia ingin
belajar dengan Guru Heo.
Tentu saja
raja tidak mengijinkannya. Mengapa? Tanya Putri. Karena ia guru Putra
Mahkota, jawab raja. Min Hwa berkeras dan ayahnya tetap menolak. Gadis
kecil itu menangis lagi...keras-keras
( anak satu ini kayaknya bikin orang stop marah deh. lucu banget)
( anak satu ini kayaknya bikin orang stop marah deh. lucu banget)
Menteri
Personal mengusulkan untuk mencari gadis seusia Putri untuk menjadi
teman belajar. Ia harus gadis yang cerdas dan pandai. Ada yang
mengusulkan putri Menteri Personalia, raja tidak menolaknya. Tetapi ia
justru menginginkan Yeon woo.
Yeon
woo diberitahu ayahnya, jika ia menjadi teman belajar Putri maka setia 3
hari ia akan memasuki istana. Ia juga berkata jika Yeon woo tidak
bersedia maka ia tidak harus melakukannya. Tetapi Yeon woo berfikiran
lain.
Yeon woo tidak
menolak permintaan raja. pejabat Heo merasa khawatir. Istana adalah tempat
dimana setiap hal diperhatikan, ia mengkhawatirkan putrinya apalagi Heo
Yeon juga sudah masuk istana sebagai guru Putra Mahkota. Lady Heo
berusaha menghiburnya.
Tiba-tiba
Lady Heo teringat sesuatu. Takdir kemuliaan Yeon woo, seseorang berkata
ia akan mempertaruhkan hidupnya untuk mempertahankannya.
Siapa yang mengatakannya? Tanya pejabat Heo.
Hanya seseorang, tidak perlu dikhawatirkan.
Do Moo-nyeo (
sahabat dukun A Ri ), telah menjadi ketua dan menggunakan nama Jang Nok
Yeong. Ia masih selalu teringat pesan sahabatnya untuk melindungi
seorang gadis. A Ri...tolonglah katakan padaku siapa yang harus aku
lindung...ia berkata di makam A Ri.
Ibu
Suri memintanya datang untuk meramalkan sesuatu. Ia meminta Jang Nok
Yeong untuk membaca takdir gadis-gadis yang akan menjadi teman belajar
Putri. Siapa tahu kelak diantara mereka ada yang berpotensi menjadi
istri bagi Putra Mahkota.
Hari yang
ditentukan tiba dimana para gadis yang terpilih menjadi teman putri
‘dibaca’ takdirnya oleh dukun istana Jang Nok Yeong. Rombongan para
dukun dan Yeon woo tiba bersamaan. Saat Yeon woo keluar dari tandu, Jang
Nok Yeong tiba-tiba melihat sesuatu pada diri Yeon woo. Terngiang
kata-kata A Ri sebelum meninggal. Meski berada disisi Matahari akan
menyebabkan kekacauan, namun takdir akan memaksanya berada di sisi
matahari dan melindunginya. Kumohon pastikan ia selamat dan lindungi dia
demi diriku.
Kemudian
muncullah Bo Kyeong dan dukun itu melihat visi yang sama, ia terkejut.
Ada dua bulan...tatanya dalam hati. Sementara Yeon woo dan Bo Kyeong
sama-sama terkejut bertemu di tempat yang sama, mereka saling menatap
satu sama lain..................
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
jangan lupa berikan komentarmu di sini ya :D