Parai beach

Parai beach
Subhanallah

Rabu, 25 Januari 2012

Sinopsis: The Moon That Embrace The Sun Ep.2



Payung merah itu melayang-layang di udara. Putra Mahkota memandanginya dengan heran sementara Hyeon Seong pelayannya ketakutan. Monster...monster....usir monster itu! teriaknya. Putra Mahkota segera menyadari ternyata itu payung miliknya. Apakah ini berarti kami akan bertemu kembali? Tanyanya dalam hati


Di rumahnya, Yeon woo yang masih shock dengan isi surat Putra Mahkota tiba-tiba dikejutkan oleh sebuah suara. Ia ketakutan, mungkinkah mereka mengirimkan pembunuh kesini? Tanyanya pada diri sendiri. Ia melihat ke arah pagar dan melihat sesuatu disana. Ternyata sebuah batu bertuliskan: Batu Pemecah Masalah, dan sebuah surat. Apa yang mengganggumu sehingga kau tak dapat tidur, cobalah bicara dengan batu ini dan lihat apa yang terjadi. Batu ini adalah batu pemecah masalah. Batu dan surat itu ditinggalkan oleh Yang Myeong sebagai hadiah darinya dari perjalanan.


Heo Yeom, kakak Yeon woo sedang berlatih jurus pedang bersama sahabatnya, Je woon. Seol, pelayan Yeon woo mengamati mereka dari tempat tersembunyi, sepertinya gadis itu menyukai Je woon. Je woon juga sempat melirik gadis itu. Je woon memenangkan pertarungan itu. Heo Yeom memujinya tetapi Je woon merendah dengan sikapnya yang cool. Tiba-tiba Heo Yeom teringat P. Yang Myeong, ia bertanya-tanya kemanakah gerangan sahabat yang satunya itu. Tiba-tiba Yang Myeong sudah berdiri di belakangnya.


Sepertinya ada yang sedang merindukanku, katanya. Heo Yeom terkejut melihat P Yang Myeong telah berada diantara mereka. Yang Myeong langsung memeluk Heo Yeom dan disambut hangat olehnya. Tetapi saat hendak memeluk Je woon, anak itu mengelak ( hehehe...karakter Je woon ini sangat cool dan tenang, tidak atraktif seperti Yang Myeong dan hangat seperti Heo Yeom ). Tiga sahabat dengan karakter yang berbeda satu sama lain...hiks,,jadi ingat Kim Seung yoo, Sin Myeon dan Jeong Jong di The Princess’ Man.

Yang Myeong pura-pura marah pada Je woon, tapi ia sangat menyayangi kedua sahabatnya itu dan mengajak mereka makan-makan. Yang Myeong menyebut-nyebut tentang seseorang yang sangat ia cintai lebih dari kedua sahabatnya itu. Heo Yeom heran. Sejak kapan kau memiliki seseorang di hatimu? Kau tidak pernah mengatakan hal ini sebelumnya? Ternyata gadis yang dimaksud Yang Myeong adalah Yeon woo. Heo Yeom keberatan, adikku masih sangat muda, tetapi laki-laki dan perempuan berbeda. Kata Heo Yeom, terakhir kali kau bertemu dengannya bukankah  kau sangat marah?

Beraninya kau menemuinya lagi setelah marah-marah seperti itu,
Aku tahu...aku tahuu...potong Yang Myeong. Sudahlah jangan menyinggung hal itu lagi, kau ini banyak bicara, gerutu Yang Myeong. Kalau aku ingin bertemu dengannya, biarkan saja aku bertemu.

Je woon tersenyum melihat perdebatan kedua sahabatnya. Hei...apakah kau baru saja tersenyum? Yang Myeong melihatnya dengan senng. Ia senang sekali melihat sahabatnya itu tersenyum. Kau juga melihatnya? Tanyanya pada Heo Yeom. Ternyata si Balok Es ini tahu juga cara tersenyum.

Yang Myeong juga memberi sahabatnya itu oleh-oleh berupa batu seperti yang diberikan pada Yeon woo. Batu itu dibelinya dari ‘peramal palsu’ yang ditemuinya dan menimbulkan masalah dengannya itu. Ia meminta sahabatnya membawa selalu batu-batu itu. Tapi Je woon protes karena tentu saja batu itu terlalu berat jika harus dibawa kemana-mana. Dasar eksentrik, ia malah memberikan sebuah batu lagi pada je woon tapi ukurannya lebih kecil. Kedua sahabatnya itu terheran-heran.

Tiba-tiba wajah Yang Myeong menjadi serius. Di masa depan kalian berdua akan menjadi orang-orangnya Putra Mahkota, katanya. Kedua sahabatnya terdiam, Yang Myeong segera menetralkan suasana tetapi di wajahnya ada rona kesedihan.

Di Istana, raja dan para menteri tengah mendiskusikan pendidikan bagi Putra Mahkota. Putra Mahkota juga tengah beriap diri untuk mengikuti pelajaran sastra. Hari itu guru sastra bagi Putra Mahkota baru saja terpilih. Puta mahkota sangat bersemangat mengikuti pelajaran hari ini. Ia menuju ke ruang belajar dengan penuh semangat. 


Seorang pria muda berjalan menuju ruang belajar Putra Mahkota, ia nampak begitu bersinar dan membuat dayang-dayang istana yang kebetulan melihatnya terpesona. Ternyata ia adalah Heo Yeom. Guru sastra bagi Putra Mahkota adalah Heo Yeom.
 
Heo Yeom memasuki ruang belajar dan memberi hormat pada Putra Mahkota, Putra Mahkota sesaat terkejut melihat calon gurunya yang sangat ‘bersinar’ bahkan ia sampai terpana beberapa saat. 


Yeon woo mendengar kakaknya menjadi guru bagi Putra Mahkota, karena terlalu memikirkannya jarinya sampai tertusuk jarum. Mungkinkah ia tahu aku adalah adik perempuannya? Tanyanya pada dirinya sendiri. Ibunya menegur, apa yang sedang kau gumankan?

Putra Mahkota masih terpana dengan kharisma Heo Yeom, pelayannya menegur.
Yang Mulia cepat beri hormat pada guru anda, katanya. Putra Mahkota tersadar.
Tunggu, katanya. Berapa usiamu tahun ini? Tanyanya pada Heo Yeom. Ternyata Heo Yeom baru berusia 17 tahun. Tentu saja Putra Mahkota tidak sudi diajar oleh seseorang yang masih sangat muda. Ia beranggapan Heo Yeom tidak memiliki kemampuan yang baik untuk menjadi gurunya. Ia tidak mengacuhkan Heo Yeom dan membuat pelayannya khawatir.


Ibu Suri jua sangat berang mendengar siapa guru sastra Putra Mahkota. Ia memarahi Menteri Personalia habis-habisan. Tetapi menteri itu berkata untuk tidak perlu khawatir sebab Heo Yeom pasti tidak akan tahan menghadapi sikap Putra Mahkota. Ia pasti akan pergi dengan sendirinya.


Puta Mahkota sangat berang di kediamannya. Pelayannya masuk dan menyampaikan kabar penting tentang siapa Heo Yeom. Ia adalah mahasiswa terbaik di Sunkyunkwan, ia juga idola seluruh mahasiswa SKK. Semua orang menyukainya, laki-laki- perempuan, tua-muda, pelayan, gisaeng, bahkan orang yang membenci dirinya pun akan berharap menjadi temannya jika bertemu dengannya. Ia adalah pribadi yang baik hati dan luar biasa. 

Putra Mahkota masih tidak bisa menerima. Heo Yeom merenung, Yeon woo memasuki ruangan dan melihat kegalauan kakaknya. Apakah sesuatu telah terjadi di istana? Tanyanya. Apakah Putra Mahkota membuat masalah dengan kakak?

Heo Yeom tersenyum, ini hanya salah paham saja. Heo Yeom menceritakan apa yang telah terjadi di ruang belajar Putra mahkota. Aku bisa mengerti mengapa Putra Mahkota bertindak seperti itu, katanya. Itu karena Heo Yeom masih sangat muda untuk mengajar Putra Mahkota.
Benarkah Kakak ingin memenangkan hati Putra Mahkota? Tanya Yeon woo
Apakah kau punya usul yang bagus? Heo yeom balik bertanya.


Esoknya Putra Mahkota masih tidak bersedia belajar. Heo Yeom dengan sabar menungguinya di ruang belajar. Hari ini pelajaran berakhir sampai disini, Heo Yeom bangkit dan memberi salam.
Putra Mahkota mengatainya sebagai orang yang tidak tahu malu, kau tidak melakukan apa-apa tetapi menerima gaji sebagai pegawai. Dengan sabar Heo Yeom menyampaikan pembelaan. Ini karena Yang Mulia belum siap untuk belajar hari ini.

Ia juga meminta ijin untuk mengajukan teka-teki yang harus dijawab Putra Mahkota.
Teka-teki katamu? Tanya Putra Mahkota.

Heo Yeom mengiyakan. Ia berjanji jika Putra Mahkota dapat menjawab pertanyaan dengan benar maka ia akan menuruti kemauan Putra Mahkota dan akan mengundurkan diri sebagai guru. Namun jika Putra Mahkota tidak bisa menjawab pertanyaannya ia ingin Putra Mahkota menerima dirinya sebagai guru.
Aku akan mendapatkan jawabannya, kata Putra Mahkota dengan yakin.

Pertanyaannya adalah: dapat menyebabkan semua yang ada di dunia menjadi terang dalam satu waktu dan dapat menyebabkan semua yang ada di dunia menjadi gelap dalam satu waktu.
Apakah itu tidak terlalu sederhana? Tanya Putra Mahkota.
Hamba khawatir tidak sesederhana itu Yang Mulia, jawab Heo Yeom.
Putra Mahkota merasa yakin dapat menjawab teka-teki Heo Yeom. Ia bahkan yakin dapat membuat Heo Yeom tidak muncul lagi di depannya.

Putri min Hwa terheran-heran melihat banyak buku dikirim ke kediaman Putra Mahkota. Ia penaaran dan berusaha mencari tahu. Ia terkejut sekali melihat banyak buka di ruangan kakaknya, dan kakaknya dengan tekun membaca satu persatu buku yang ada disana. Putri Minhwa berusaha mencari tahu tetapi malah diusir oleh Putra Mahkota. 


Akhirnya ia mengetahui tentang teka-teki itu dari pelayan Putra Mahkota. Putri berfikir sejenak.
Bukankah itu kelopak mata? Tanya Putri. Lihat baik-baik, jika kau menutup mata maka dunia akan menjadi gelap ( ia memperagakan dengan sangat lucu . Jika kau membuka mata, maka dunia akan menjadi terang.
Putra Mahkota marah dan menganggap Putri berfikiran sangat dangkal. Itulah mengapa aku tak ingin bicara denganmu, kata Putra Mahkota. Kau mengganggu belajarku saja, cepatlah pergi sana! Hardik Putra Mahkota. Putri Min Hwa sangat jengkel lalu meninggalkan kakaknya dengan marah.

Jawabannya adalah Politik Kerajaan, kata Putra Mahkota dengan penuh percaya diri. Lalu dengan panjang lebar ia menjelaskan jawabannya yang begitu idealis dan sempurna. Di saat yang sama, Raja beserta para bawahan dan pengawal tengah melintas di dekat ruang belajar. Rajamendengarkan jawaban Putra Mahkota yang begitu detail dan sempurna. Tetapi Heo Yeom mengatakan jawabannya tidak seperti yang ia harapkan. Putra Mahkota bertanya jika bukan itu jawabannya makan apa jawaban dari teka-tekinya?
Dengan yakin Heo Yeom menjawab, Kelopak mata. Semua yang mendengar terkejut. Tetapi Raja hanya tersenyum tipis dan dengan sabar menunggu kelanjutannya. Putra Mahkota nampak berang. Apakah kau sedang mempermainkanku? Tanyanya berang.

Jika Yang Mulia tidak puas dengan jawaban yang benar, apakah ini akan dianggap sebagai lelucon? Tanya Heo Yeom.
Apa maksudmu? tanya Putra Mahkota.
Tidak mampu menemukan jawaban dari buku untuk pertanyaan apakah menurut anda ini hal yang rendah?
Lalu jika ini sebuah lelucon, apakah ini jawaban yang sebenarnya?
Dalam pandangan anak-anak semua hal di dunia akan menjadi pertanyaan, dan semua hal di dunia akan menjadi jawabannya. Dalam proses belajar ada 2 hal penting yang harus selalu diingat. Poin pertama adalah arogansi untuk mendapatkan jawaban yang benar. Poin kedua, prasangka anda dalam menggunakan norma anda untuk menentukan sesuatu. Arogansi dan prasangka ini akan menutup mata Yang Mulia dan berfikir dengan kegelapan. Harusnya anda mengerti.

Ayah Heo Yeom merasa kata-kata putranya sangat tidak sopan, tetapi Raja berpendapat lain. Ia menyuruh menteri untuk diam.
Anda mengatakan tentang Politik kerajaan, apa yang anda katakan benar. Tetapi jika mata tertutup, bagaimana anda bisa mengamati kehidupan orang. Bagaimana anda akan mengatakan tentang perjalanan raja. Putra Mahkota nampak merenung
Yang pertama dari semuanya, mohon perbaiki sikap anda dalam belajar. Heo Yeom mengakhiri kata-katanya
Tiba-tiba Putra mahkota berdiri dan memanggil Hyeon Seong masuk. Tanpa disangka, Putra Mahkota memerintahkan kepada pelayannya untuk mempersiapkan perjamuan. Ia telah menerima heo Yeom sebagai gurunya. Ia memberi hormat dan meminta maaf atas kelakuan buruknya di waktu lalu. Ia tersenyum ramah pada Heo Yeom.


Raja tersenyum puas, nampaknya Putra Mahkota sudah bertemu dengan guru yang tepat, katanya.
Putri Min Hwa tertawa terbahak-bahak mendengar apa yang terjadi di ruang belajar Putra Mahkota. Ia penasaran ingin melihat bagaimana wajah orang yang membuat kakaknya ‘mengibarkan bendera putih’ dan bahkan ingin memberinya hadiah. Ia berlari keluar dan di saat bersamaan Putra Mahkota dan Heo Yeom tengah berjalan menuju ruang perjamuan.
Melihat wajah heo Yeom yang bersinar, putri kecil itu begitu terpesona.
Mereka berdiskusi sebagai guru dan murid. Heo Yeom mengakui bahwa apa yang ia lakukan adalah usul dari adik perempuannya. Malam sebelumnya Yeon woo memberitahu bagaimana jalan yang terbaik untuk membuka hati Putra Mahkota. Yeon woo secara pribadi pernah bertemu dan terlibat dengan Putra Mahkota maka sedikit banyakia sudah mengetahui karakternya.

Putra Mahkota memuji adik perempuan Heo Yeom. Ia pasti gadis yang sangat cerdas, katanya. Berapa usianya?? 13 tahun , jawab Heo Yeom.
Jadi orang yang hari ini telah mengalalahkanku adalah adik perempuan Guru, jadi ia akan memberikan hadiah khusus untuknya. Ia sempat bercanda. Hadiah ini seharusnya diberikan pada adik perempuan Guru, bukan untuk Guru.


Putra mahkota kembali ke kediamannya, tiba-tiba ia teringat sesuatu. Ia berkata pada Hyeon Seong untuk gadis berusia 13 tahun bukankah ini sangat luar biasa? Hyeon Seong menjawab tentu saja karena Heo Yeom pun menjadi pelajar terbaik dalam usianya yang masih muda.
Putra Mahkota berusaha mengkait-kaitkan beberapa kejadian yang sudah terjadi dan akhirnya ia mendapatkan keterkaitan antara Heo Yeom dan gadis cerdas yang ditemuinya di istana, Yeon woo. Tentu saja Putra Mahkota sangat senang.

Heo Yeom menyerahkan hadiah dari Putra Mahkota pada Yeon woo. Yeon woo hampir tak percaya, dan menjadi salah tingkah.


Malam itu Yeon woo berjalan-jalan di halaman rumahnya dan berkhayal seolah Putra Mahkota berada disisinya dan berbicara dengannya.
Sementara itu menteri Personalia bersama orang-orangnya tengah dibuat berang dengan kondisi yang terjadi. Saat ini Kepala Sarjana, Heo Yeong Jae ( ayah Heo Yeom dan Yeon woo ) tengah berada diatas angin dan mereka khawatir hal tersebut akan mengancam eksistensi klan mereka di istana.
Malam itu Menteri Personalia pulang ke rumah dalam kondisi mabuk berat. Bagaimanapun juga ia merasa terganggu dengan posisi Heo Yeong Jae karena kecerdasan putranya berhasil mengendalikan Sigangwon ( sebutan untuk kediaman Putra Mahkota )
 Ia melihat putrinya dan merencanakan sesuatu, ia berambisi menjadikan putrinya sebagai ratu negeri ini.


Yeon woo bersama Seol, pelayannya berjalan-jalan ke pasar mengunjungi sebuah toko kertas. Tiba-tiba Seol tertarik dengan sesuatu dan ia meminta ijin pada Yeon woo untuk pergi sebentar. Yeon woo melihat-lihat tumpukan kertas dan Yang Myeong sudah berada di dekatnya dan menggodanya.

Seol berlari menuju sesuatu yang menarik perhatiannya, suara pedang ditempa di tempat pandai besi. Di jalan tanpa sengaja ia menabrak seorang gadis muda sampai terjatuh. Ia adalah Yoon Bo Kyeong, putra Menteri Personalia. Pelayannya memarahi Seol habis-habisan. Seol meminta maaf tetapi pelayannya terus memarahinya, kau tidak punya mata ya?

Anehnya Bo Kyeong tidak marah, ia justru membela Seol. Kelihatannya ia sedang ada urusan penting, katanya dengan wajah manis pada pelayannya.  Seol sangat berterimakasih. Tetapi saat Seol berlalu tiba-tiba wajah Bo Kyeong berubah menjadi sinis.


Mereka mengunjungi penjual perhiasan, tetpi tiba-tiba pelayan merasa ada sesuatu yang hilang, dompetnya. Ia langsung menuduh Seol sebagai pencurinya. Saat pelayannya pergi mencari Seol, Bo Kyeong melihat dompet itu terjatuh tak jauh darinya. Ia mengambilnya dan tersenyum penuh arti. 

Seol tengah mengamati pandai besi bekerja, tiba-tiba pelayan Bo Kyeong Menarik tubuhnya dan menampar tanpa ampun. Seol kebingungan tetapi pelayan itu tetap menuduhnya dan hendak menghajarnya, tiba-tiba Bo kyeong datang dan memintanya untuk berhenti. Semua orang melihatmu, katanya.
Seol mendekati Bo Kyeong dan berkata ia tidak mencuri dompet itu. Benarkah? Tanyanya. Katamu kau tidak bersalah, benar begitu?
Benar, jawab Seol ketakutan
Kalau begitu, beri aku bukti bahwa kau bukan seorang pencuri. Kata Bo Kyeong dengan tajam. Tentu saja Seol tidak bisa membuktikannya.


Di toko kertas, Yeon woo masih belum mendapatkan yang diinginkannya. Yang Myeong terus saja menggodanya, Yeon woo jengkel dan meninggalkannya.
Di perjalanan turun hujan dan Yang Myeong sudah berdiri dibelakangnya dan melindungi Yeon woo dari hujan dengan bajunya...so sweet....


Yang Myeong membawa Yeon woo berteduh di suatu tempat, sebuar rumah yang telah diubah menjadi green house. Disana ada berbagai jenis tanaman yang terawat. Yeon woo sangat terkesan melihatnya. Apakah kau merawatnya sendiri? Tanya Yeon woo.


Yang Myeong berkata ia tak bisa mengikuti ujian, makanya ia selalu pergi ke empat ini. Yeon woo teringat kata-kata Putra Mahkota tentang kakaknya yang terpaksa harus hidup di luar istana karena dirinya. Yeon woo berusaha mencari tahu bagaimana perasaan Yang Myeong pada ayahnya, Raja Seung jo, yang sudah mencampakkannya. Tetapi Yang Myeong sangat menyayangi ayahnya dan mengumpamakan ayahnya adalah sebuah matahari dan bulan untuk rakyatnya, meskipun di satu sisi ia sangat tegas ( membayangkan sikap ayahnya pada dirinya), tetapi ia juga memiliki sisi penyayang ( membayangkan sikap ayahnya pada adiknya, Putra mahkota ), katanya dengan getir.

Di rumah keluarga Yoon, Seol dihajar habis-habisan oleh pembantu mereka. Ia terus dipaksa mengaku. Sementara Bo Kyeong duduk dengan manis sambil membaca buku.
Lalu mengapa kau tidak melebarkan matamu saat berjalan? Kau sudah mengotori baju kesayangmu apa kaupikir kau akan selamat? Salah besar! Katanya pada diri sendiri dengan wajah sinis tapi puas telah membuat Seol babak belur ( gadis yang mengerikan......!!!!!!)

Yeon woo mencari Seol dan mendapat kabar bahwa Seol dibawa ke rumah keluarga Menteri Personalia karena dituduh mencuri. Yeon woo mendatangi rumah mereka dan mendapati Seol terluka dan tak berdaya. Ia menegur pelayan yang telah menghajar Seol.


Meski ia berbuat salah tidak seharusnya kalian memukulinya sampai seperti ini, kata Yeon woo. Boo Kyeong keluar dan gadis jahat itu dengan tenang bertanya, ada apa ribut-ribut?
Yeon woo memberi hormat dan memperkenalkan diri. Kudengar pelayanku telah mencuri dompet anda, katanya. Mungkin ini hanyalah sebuah kesalahpahaman saja.

Bo Kyeong memandang para pelayannya, apa yang sudah kalian lakukan? Tanyanya. Bukankah sudah kukatakan untuk mencari kebenarannya. Mengapa kalian memukuli orang tanpa alasan? Hardiknya. Para pelayannya kebingungan. Bukankah Nona mengatakan kami boleh melakukan apapun asal ia tidak sampai meninggal? Tanya pembantunya bingung. Pengasuhnya langsung memotong. Maafkan kami Nona.


Bo Kyeong mendekati Yeon woo, ia memberi nasehat untuk menjual Seol secepatnya karena kelakuannya yang buruk. Tetapi tentu saja Yeon woo sangat mengenal Seol. Ia membela gadis itu di depan Bo Kyeong bahkan menyebutnya sebagai teman dan keluarganya. Bo Kyeong mencibir, kenapa ada orang seperti itu, katanya pada diri sendiri.

Heo Yeom memberikan hadiah balasan dari Yeon woo pada Putra Mahkota. Sebuh pot berisi bibit tanaman yang belum tumbuh dan sebuah surat. Putra Mahkota sangat senang menerimanya. Heo Yeom hendak memulai pelajarannya tetapi Putra Mahkota mengajaknya bicara tentang adik perempuan Heo Yeom, Yeon woo. Heo yeom menolak tetapi Putra Mahkota terus mendesaknya. Heo Yeom menceritakan tentang adik perempuannya, mereka selalu belajar bersama di malam hari dan Yeon woo sangat suka membaca. Putra Mahkota sangat terkesan dibuatnya..ye...ye...ye....

Ia sangat berbeda denga Putri Min Hwa, kata Putra Mahkota. Ia hanya mengetahui baris pertama dari ribuan karakter klasik dan ia sangat suka menangis.
Tiba-tiba pintu terbuka, Putri Min Hwa masuk sambil menangis keras-keras. Putra Mahkota bingung dibuatnya. Putri sangat marah dikatakan seperti itu apalagi di depan Guru Heo yang tampan itu ( gadis kecil yang ini lucu sekali...hehe ).
Ia mendekati Heo Yeom sambil terus menangis dan memegangi wajahnya: Apa yang dikatakan kakakku bohong, aku tidak suka menangis ( tapi ia menangis dengan keras ), aku gadis yang sangat pendiam...( bwahahahaha....))

Heo Yeom berusaha menghibur Putri dan berkata untuk tidak menangis, jika ia menangis maka wajah cantiknya akan menjadi kacau. Min Hwa berhenti menangis, ia senang dibilang cantink oleh Guru Heo. Benarkah aku cantik? Tanyanya. Menurutmu apakah aku cantik?? Heo Yeom bengong. Untunglah para dayang segera datang dan membawanya pergi. Min Hwa pergi sambil memandangi Heo Yeom dengan senang.


Putra mahkota membuka surat yang dikirim Yeon woo dan ia sangat terkejut dengan puisi yang ditulis Yeon woo. Ini semakin membuatnya mengagumi Yeon woo. Di akhir puisi ada kata-kata permintaan maaf dari Yeon woo atas perbuatannya saat mereka pertamakali bertemu.

Putri Min Hwa berulah lagi. Ia mendatangi ayahnya dan bersikap manis sekali. Raja Seung jo sangat menyayangi putrinya yang satu ini. Ia memberi salam dan menyampaikan keinginannya. Ia ingin belajar huruf China, tetapi ia ingin belajar dengan Guru Heo.


Tentu saja raja tidak mengijinkannya. Mengapa? Tanya Putri. Karena ia guru Putra Mahkota, jawab raja. Min Hwa berkeras dan ayahnya tetap menolak. Gadis kecil itu menangis lagi...keras-keras
( anak satu ini kayaknya bikin orang stop marah deh. lucu banget)

Menteri Personal mengusulkan untuk mencari gadis seusia Putri untuk menjadi teman belajar. Ia harus gadis yang cerdas dan pandai. Ada yang mengusulkan putri Menteri Personalia, raja tidak menolaknya. Tetapi ia justru menginginkan Yeon woo.
Yeon woo diberitahu ayahnya, jika ia menjadi teman belajar Putri maka setia 3 hari ia akan memasuki istana. Ia juga berkata jika Yeon woo tidak bersedia maka ia tidak harus melakukannya. Tetapi Yeon woo berfikiran lain.

Yeon woo tidak menolak permintaan raja. pejabat Heo merasa khawatir. Istana adalah tempat dimana setiap hal diperhatikan, ia mengkhawatirkan putrinya apalagi Heo Yeon juga sudah masuk istana sebagai guru Putra Mahkota. Lady Heo berusaha menghiburnya.
Tiba-tiba Lady Heo teringat sesuatu. Takdir kemuliaan Yeon woo, seseorang berkata ia akan mempertaruhkan hidupnya untuk mempertahankannya.
Siapa yang mengatakannya? Tanya pejabat Heo.
Hanya seseorang, tidak perlu dikhawatirkan.


Do Moo-nyeo ( sahabat dukun A Ri ), telah menjadi ketua dan menggunakan nama Jang Nok Yeong. Ia masih selalu teringat pesan sahabatnya untuk melindungi seorang gadis. A Ri...tolonglah katakan padaku siapa yang harus aku lindung...ia berkata di makam A Ri.
Ibu Suri memintanya datang untuk meramalkan sesuatu. Ia meminta Jang Nok Yeong untuk membaca takdir gadis-gadis yang akan menjadi teman belajar Putri. Siapa tahu kelak diantara mereka ada yang berpotensi menjadi istri bagi Putra Mahkota.


Hari yang ditentukan tiba dimana para gadis yang terpilih menjadi teman putri ‘dibaca’ takdirnya oleh dukun istana Jang Nok Yeong. Rombongan para dukun dan Yeon woo tiba bersamaan. Saat Yeon woo keluar dari tandu, Jang Nok Yeong tiba-tiba melihat sesuatu pada diri Yeon woo. Terngiang kata-kata A Ri sebelum meninggal. Meski berada disisi Matahari akan menyebabkan kekacauan, namun takdir akan memaksanya berada di sisi matahari dan melindunginya. Kumohon pastikan ia selamat dan lindungi dia demi diriku.


Kemudian muncullah Bo Kyeong dan dukun itu melihat visi yang sama, ia terkejut. Ada dua bulan...tatanya dalam hati. Sementara Yeon woo dan Bo Kyeong sama-sama terkejut bertemu di tempat yang sama, mereka saling menatap satu sama lain..................




Tidak ada komentar:

Posting Komentar

jangan lupa berikan komentarmu di sini ya :D