ada dua matahari di langit dan ada dua bulan sehingga siang hari terasa sangat panas dan malam hari sangat dingin.
Ratu Dowager/ Ibu Suri menuang air atas bunga teratai, nampaknya hatinya tengah gundah. Ia melanjutkan kata-katanya
Semua
mahluk ada dalam kekacauan dan manusia hidup menderita. Lalu uncullah
seorang pahlawan yang menggunakan panah untuk menjatuhkan satu matahari
dan satu bulan. Dan terciptalah kedamaian di bumi.
Ibu suri menyajikan teh bunga teratai dalam cangkir-cangkir kecil di depannya.
Saat itu Ibu suri tengah
mengalami kegundahan dengan keberadaan adik tiri Raja Seong Jo, Pangeran
Ui Seong, yang terlahir dari ibu yang berbeda. Raja sangat menyayangi
adiknya dan Ibu suri khawatir keberadaan P. Ui Seong akan mengancam
keselamatan dan tahta Raja karena kepopulerannya.
Apa yang harus kita lakukan? tanya Ibu Suri pada sepupunya. Kita tidak bisa hanya duduk dan menunggu munculnya pahlawan bukan?
Secara tersirat ia meminta sepupunya itu untuk menyingkirkan P. Ui Seong
Hanya ada satu matahari di langit, tegas Ibu Suri, maka kau harus membuatnya menghilang
Malam
itu sekelompok pasukan berbaju hitam dengan penutup wajah memasuki
kediaman P. Ui Seong. Mereka menanam dan memasang jimat di sekitar
kediaman Pangeran. Salah seorang dari mereka memasuki kamar P.Ui seong
dan mendapati kamar itu kosong. Ternyata P. Ui Seong sudah mengetahui
kedatangan mereka namun karena jumlah mereka banyak, P Ui Seong terdesak
dan terluka.
Di tempat lain, seorang
cenayang/ dukun wanita tiba-tiba terbangun dari tidurnya seperti
merasakan sesuatu yang buruk tengah terjadi. A Ri, dukun wanita itu
segera mengambil pakaiannya, Do Mo nyeo, teman sekamarnya berusaha
mencegah tetapi percuma saja, A Ri tetap berkeras hendak pergi. Apakah
kau tidak merasakannya? tanya A Ri, ada jiwa pembunuh, orang itu ada
dalam bahaya dan aku harus melihatnya. Meskipun kau datang, tak ada yang
bisa kau perbuat, kata temannya. A Ri berlari menembus malam dan Do
Mo-nyeo mengejarnya namun langkahnya terhenti karena tiba-tiba ia
seperti merasakan kekuatan aneh dari bulan.
Di kediaman P Ui Seong, pria itu
semakin terdesak oleh serangan lawan. Tubuhnya terluka dan pria itu,
suruhan Ibu Suri muncul dan dengan satu tebasan P Ui Seong terkapar
meregang nyawa. Di saat yang sama A Ri tiba di tempat itu dan melihat
pembunuhan atas P Ui Seong, sialnya pria itu melihat bayangan A Ri dari
pedangnya. Ia memerintah anak buahnya untuk mengejar dan menangkap
wanita itu.
A Ri berlari menembus malam
dalam kejaran beberapa pria berpakaian hitam-hitam. Tiba-tiba ia
mendapati tubuhnya sudah berdiri di tepi jurang dan pria-pria berpakaian
hitam sudah semakin dekat. akhirnya dukun itu memutuskan untuk
menjatuhkan tubuhnya ke dalam jurang. Pria-pria itu berusaha mencari
tubuhnya di dalam jurang namun mereka hanya menemukan pita rambut A Ri.
Mereka langsung mengenali simbol itu berasal dari 'Star Mansion Hall'
tempat dimana para cenayang istana bermarkas. Mereka berusaha mencari
tubuh A Ri hidup atau mati.
Sementara itu di Star Mansion Hall, kepala dukun istana tengah memeriksa anak buahnya dan tidak mendapati A Ri diantara mereka. Ia bertanya dimana A Ri berada tetapi tak satupun dari para dukun wanita itu yang mengetahui. hanya Do Moo-nyeo yang tahu tetapi ia tidak mengatakan keberadaan sahabatnya itu.
Sementara Ibu Suri menerima
kabar tentang dukun istana bernama A Ri yang menyaksikan semua kejadian
pembunuhan P Ui Seong. Ia seseorang yang luar biasa dan merupakan
kandidat kuat ketua berikutnya. A Ri...A Ri...guman Ibu Suri.
Ia
dalam keadaan terluka dan tak mngkin dapat pergi jauh, kata sepupunya.
Ia berjanji akan segera menangkap wanita itu secepatnya.
Romantika antara keluarga kerajaan dan seorang dukun, guman Ibu Suri.
Ternyata ada hubungan cinta
antara P Ui Seong dan dukun wanita itu. Ibu Suri berkata bukankah hal
yang sangat mungkin untuk membantu pria yang dicintainya, wanita itu
akan menggunakan doa-doa dan jimat.
Malam itu pasukan kerajaan
menyerbu kediaman P Ui Seong yang dituduh sebagai penghianat dan
menemukan jasad pria itu dan jasad sahabatnya, Dae Seong yang juga
dibunuh dengan cara digantung, sehingga terkesan bunuh diri. Selain itu
mereka juga menemukan surat di dekat mayat Dae Seong yang sengaja
ditinggalkan oleh para pembunuh.
Raja menerima dan membaca surat
itu, ia sangat terpukul mendapat kabar rencana pemberontakan yang
dilakukan adik tiri dan beberapa orang teman dekatnya ( yang sebenarnya
adalah rekayasa Ibu Suri dan kaki tangannya ). Tiba-tiba kepala dukun
istana datang menghadap dan raja menunjukkan sebuah jimat padanya.
Apa yang akan kau katakan mengenai jimat ini? tanya Raja
Jimat
ini akan memberi keuntungan bagi kekuatan matahari, jawab kepala dukun.
Dan ternyata jimat itu adalah milik A Ri. raja bertanya dimana A Ri,
saat diberitahu wanita menghilang, ia memerintahkan untuk menangkapnya
secepatnya.
Nyonya Heo, wanita bangsawan
tengah hamil tua sedang dalam perjalanan dengan tandu. Di tengah jalan
yang sepi tiba-tiba muncul seorang wanita dan terjatuh tepat di depan
tandunya. Pelayannya berteriak ketakutan mengira wanita itu telah
meninggal. Ny. Heo turun dan memeriksa keadaan wanita itu.
Cepatlah
pergi...cepat pergi.....guman wanita itu menyuruh Ny. Heo segera pergi.
Tetapi wanita itu tidak tega dan membawa tubuh wanita yang penuh luka
itu ke dalam tandunya. Wanita yang erluka itu adalah A Ri.
Di pintu gerbang kota, pasukan
bersiaga memeriksa semua pendatang dengan gambar seorang wanita. Ia
menghentikan tandu Ny. Heo untuk memeriksa, pelayannya ketakutan dan
berusaha mencegah tetapi mereka tetap membuka tandu itu. Mereka melihat
Ny.Heo yang memegangi perutnya yang besar, sementara tubuh A Ri
disembunyikan di balik gaunnya. Melihat kondisi Ny.Heo yang hendak
melahirkan akhirnya pengawal mempersilahkan mereka masuk.
Baru beberapa langkah tiba-tiba
pengawal melihat banyak darah tercecer dari tandu Ny. Heo. Pengawal itu
kembali memeriksa dan menemukan Ny.Heo yang tengah kesakitan dan gaunnya
bersimbah darah. Pelayannya ketakutan dan berkata Nyonya mereka menjadi
seperti itu karena ulah mereka. Jika terjadi sesuatu dengan Nyonya,
kalian harus bertanggung jawab, kata si pelayan. Pengawal mempercayainya
dan benar-benar percaya Ny.Heo akan segera melahirkan. Akhirya mereka
membiarkan rombongan itu melewati gerbang.
A Ri sangat berterimakasih pada
Ny. Heo dan akan selalu mengingat kebaikannya yang telah menyelamatkan
nyawanya. Ia berkata kelak putri Ny. Heo sangat cantik seperti bulan.
Ny. Heo sangat bahagia saat ia mengetahui calon bayinya adalah seorang
anak perempuan. Tiba-tiba mata batin A Ri melihat takdir dan masa depan
anak dalam kandungan Ny. Heo dan wajahnya nampak gusar. Ny. Heo bertanya
ada apa? apa yang ia lihat atas putrinya? A Ri tidak menjawab. Ia
bahkan berjanji pada Ny. Heo kelak akan selalu melindungi putri wanita
itu. meskipun harus mati, aku akan selalu melindunginya, kata A Ri.
Dalam perjalanan, A Ri
tertangkap dan ia disiksa dengan tuduhan menggunakan jimat untuk
membantu para pemberontak. Ia dipaksa mengatakan siapa orang yang telah
menyuruhnya, dan tentu saja ia sama sekali tidak mengakui apapun karena
tidak pernah berbuat seperti yang mereka tuduhkan. Ia tahu ini sebuah
konspirasi dan ia mengutuk orang-orang yang melakukan hal itu padanya.
Kelak suatu saat nanti, saat bulan purnama akan mengakhiri hidup mereka.
A Ri dihukum mati. Sebelum mati ia berpesan pada sahabatnya, Do Moo
nyeo untuk berjanji melindungi seseorang. Demi diriku, kau harus
melindunginya.....sayangnya A Ri tidak sempat mengatakan siapa orang
yang harus ia lindungi.
Ny. Heo melahirkan seorang bayi
perempuan yang cantik. Kebahagiaannya sudah lengkap. Kini ia memiliki
seorang putra dan seorang putri. Putrinya diberi nama Yeon woo.
Sementara di tempat lain Do Moo-nyeo menguburkan jasad sahabatnya dan
terngiang pesan terakhir sahabatnya itu untuk melindungi seseorang, demi
dirinya. Ia menatap pada bulan yang saat itu tengah bulan
purnama.......
Beberapa tahun kemudian
Istana tengah disibukkan dengan
acara pelantikan bagi para pelajar terbaik di akademi militer kerajaan.
Raja juga menghadiri acara tersebut. Salah satu diantara para pelajar
terbaik adalah Heo Yeom, putra Ny. Heo. Ny. Heo juga hadir dalam acara
tersebut bersama putrinya, Yeon woo. Suaminya juga berada disana karena
ia merupakan salah satu profesor di akademi kerajaan.
Yeon woo telah berusia 13 tahun,
ia tumbuh menjadi gadis yang cantik dan berbeda dengan gadis-gadis yang
lain, ia sangat gemar membaca dan memiliki kecerdasan yang luar biasa.
Sementara itu terjadi sedikit
kekacauan di dalam istana dimana beberapa barang menghilang dari
tempatnya, sebuah payung merah, beberapa makanan dan sebuah pakaian
hilang dari penyimpanan. sementara itu kasim mendatangi kamar putra
mahkota untuk memintanya segera mempersiapkan diri. Tetapi ternyata
kamar Putra Mahkota kosong, kasim menjadi panik dan mencari
kesana-kemari.
Di tempat lain Putra Mahkota
tengah melepaskan pakaian kebesarannya dan mengganti dengan pakaian
harian. Beberapa barang tergeletak diatas meja termasuk payung merah dan
beberapa makanan yang dilaporkan hilang. Ia juga membawa sebuah peta,
nampaknya PM hendak melarikan diri dari acara pelantikan hari ini. Ia
melihat ke langit
Aku tidak bisa
membiarkan kulitku terbakar, katanya pada diri sendiri dan ia pun
mengembangkan payung merahnya lalu berjalan dengan santai.
Acara pelantikan dimulai, raja hadir dan semua memberi hormat, termasuk Yeon woo dan ibunya. Tiba-tiba seekor kupu-kupu berwarna kuning terbang menghampirinya dan Yeon woo terpesona dengannya. Beberapa saat kemudian Ny.Heo tidak mendapati Yeon-woo didekatnya, gadis itu menghilang.
Acara pelantikan dimulai, raja hadir dan semua memberi hormat, termasuk Yeon woo dan ibunya. Tiba-tiba seekor kupu-kupu berwarna kuning terbang menghampirinya dan Yeon woo terpesona dengannya. Beberapa saat kemudian Ny.Heo tidak mendapati Yeon-woo didekatnya, gadis itu menghilang.
Yeon woo mengikuti kupu-kupu
terbang, tanpa sadar ia memasuki istana semakin dalam. Putra Mahkota
bersiap memanjat tembok istana dengan menggunakan tangga bambu. Meski
demikian ia tidak pernah sedikitpun melepaskan payung merahnya. Yeon woo
berjalan semakin mendekati Putra Mahkota, matanya selalu tertuju pada
kupu-kupu itu sehingga ia tidak menyadari ada orang lain di dekatnya.
Putra Mahkota melihat seorang gadis mendeka padanya dan tanpa sadar ia
terpesona dengan Yeon woo.
Akhirnya mereka saling berhadapan, Putra Mahkota masih berdiri diatas tangga bambunya. Mereka saling bertatapan dan putra Mahkota kehilangan keseimbangannya. Tubuhnya terjatuh menimpa Yeon woo, mereka terhempas ke tanah bersama-sama dan payung merah Putra Mahkota jatuh dengan manisnya tepat diantara tubuh mereka. Selama beberapa saat mereka tidak sadarkan diri karena terkejut.
Akhirnya mereka saling berhadapan, Putra Mahkota masih berdiri diatas tangga bambunya. Mereka saling bertatapan dan putra Mahkota kehilangan keseimbangannya. Tubuhnya terjatuh menimpa Yeon woo, mereka terhempas ke tanah bersama-sama dan payung merah Putra Mahkota jatuh dengan manisnya tepat diantara tubuh mereka. Selama beberapa saat mereka tidak sadarkan diri karena terkejut.
Saat menyadari apa yang terjadi,
mereka menjadi malu. Yeon woo terjatuh diatas lengan Putra Mahkota yang
menahan kepalanya. Mereka cepat-cepat berdiri. Putra Mahkota begitu
gugup, namun ia segera mengawali pembicaraan.
Melihat pakaianmu nampaknya kau bukan seorang pelayan, katanya. lalu mengapa kau berada di dalam istana?
Lalu mengapa kau memanjat tembok? Yeon woo balik bertanya
Putra Mahkota berang, hanya aku yang boleh bertanya disini, cepat jawab pertanyaanku! perintahnya
Apakah kau tidak tahu, menyelinap ke dalam istana adalah kejahatan besar? tanya PM. Yeon woo mengatakan yang sebenarnya bahwa ia tengah menghadiri acara pelantikan kakaknya. PM tidak percaya, percaya atau tidak itu terserah kau saja, jawab Yeon woo.
Yeon woo justru mengira Putra
Mahkota adalah seorang pencuri yang masuk ke istana, PM berdalih ia
hanya melihat-lihat saja, kemudian ia mengatakan sama seperti Yeon woo,
ia juga ikut menghadiri pelantikan kakanya. Yeon woo tentu saja tidak
percaya apalagi melihat benda-benda yang terjatuh dari tas PM. Yeon woo
berteriak-teriak ada pencuri di Eunwolgak. Para pengawal datang dan PM
menyeret Yeon woo membawa gadis itu kabur dari para pengawal yang tengah
mencari Putra Mahkota.
Putra Mahkota membawa Yeon woo ke tempat yang lebih aman, ia menyalahkan Yeon woo dan Yeon woo tidak mau kalah.
Ini
semua gara-gara kau, jika bukan karenamu aku tidak akan menjadi lelah
begini, kata PM. Mereka terlibat pertengkaran kecil dan hampir saja
Putra Mahkota mengatakan jati dirinya namun ia segera mengurungkan
niatnya.
Akhirnya PM menceritakan yang sebenarnya, bahwa ia ingin sekali mengunjungi kakak laki-lakinya.
Aku
dan kakakku memiliki ayah yang sama tetapi ibu kami berbeda. Walaupun
begitu ia memperlakukan diriku dengan sangat baik, PM mengenang kakak
lai-lakinya. Meski kami berdua memiliki ijasah dan pengetahuan militer
yang sama, namun ia tidak dapat berpartisipasi dalam ujian umum. Meski
ia sangat berbakat namun ia tidak dapat menjadi pegawai. Meski ia
menghormati dan mencintai ayah, namun ia tak pernah mendapatkan cinta
darinya.Meski ia mendapatkan kasih sayang dari orang lain namun ia tak
dapat muncul dihadapan orang lain. Karena diriku, kakak harus hidup
seperti itu.
Ia mungkin takut dimarahi oleh
ayahku sehingga ia tak pernah datang mengunjungiku selama beberapa
waktu. Makanya aku sangat ingin pergi dan mencari kakakku. Putra Mahkota
mengakhiri ceritanya.
Apakah kau mengerti sekarang? tanyanya pada Yeon woo
Mengapa kau menyalahkan diri sendiri? tanya Yeon woo
Apa?
Tuan
muda menjadi putra pertama atau kakak menjadi putra yang tidak diakui,
itu bukan sesuatu yang bisa kau pilih. Tetapi mengapa kau menyalahkan
diri sendiri?
Putra
Mahkota terkesan dengan kata-kata Yeon woo yang ternyata sangat cerdas
dan mengetahui banyak hal termasuk hukum dan politik. Tetapi kemudian
mereka bertengkar lagi, Putra Mahkota dalam keadaan marah hampir
mengatakan jati dirinya, namun akhirnya ia mengaku dirinya adalah
pegawai di Eunwolgak. Yeon woo bertanya pada PM berapa besar gajinya
sebagai pegawai kerajaan?
Di saat yang sama Ny.Heo mencari
putrinya kesana-sini. Ia melapor pada pengawal dan tiba-tiba ia melihat
putrinya berjalan mendekati mereka bersama seseorang.
Yeon woo! panggil ibunya.
Ibu...!
Ny Heo memeluk putrinya dengan bahagia. PM melihat pengawal mengikuti
ibu Yeon woo. Cepat-cepat ia mendekati pengawal itu dan memintanya untuk
tidak mengatakan apa-apa. pengawalnya bingung. Jangan bergerak, jangan
mengatakan apapun. kalau tidak aku kan menghukummu, kata PM pada
pengawal. Yeon woo melihat mereka.
Aku sudah mengakui kesalahanku dan akan melaporkan ke pengawal istana sendiri, kata Putra Mahkota. Apa kau sudah puas sekarang?
Lalu ia berkata pada pengawal
istana dengan suara dikeras-keraskan. Semua yang aku curi ada di
Eunwolgak, aku akan mengantarmu kesana. Pengawal itu bengong tapi PM
segera mendorongnya pergi menjauh. Yeon woo dan ibunya mengamati mereka
dengan heran
Yeon woo dan ibunya bersiap
pulang, tiba-tiba seorang dayang istana memberikan sebuah bungkusan
berwarna hijau dengan pita merah. Ia berkata itu dikirim oleh tuan muda
di Eunwolgak. Yeon woo langsung paham siapa yang dimaksud dayang itu.
Tetapi apa ini? tanya Yeon woo.
Sebelumnya....
Di
Eunwolgak, Putra Mahkota tengah menulis sebuah pesan untuk Yeon woo.
Sementara beberapa kasim dan pegawai istana membereskan barang-barang
yang telah 'dicuri' dari istana.
Meski
banyak hal yang ingin kukatakan namun aku tak bisa mengatakannya, kata
Putra Mahkota. Tetapi semakin aku memikirkan hal ini aku akan semakin
marah. Maka aku hanya akan mengatakan padanya seperti ini. Jika ia
memang gadis yang cerdas, maka ia akan tahu apa maksudnya.
Apakah ia mengatakan sesuatu yang lain? tanya Yeon woo pada dayang itu.
Katakan padanya untuk berhati-hati di jalan saat malam di kemudian hari, kata Putra Mahkota
Menyuruhku untuk berhati-hati di jalan saat malam hari, mungkin sebenarnya ia bukan orang yang jahat. Yeon woo tersenyum senang.
Putra Mahkota mendapat teguran
keras dari ayahnya, Raja Seong jo. Ia berdalih hanya ingin mendiskusikan
sebuah buku dengan kakaknya. Raja tidak menerima alasan PM dengan dalih
ia telah memiliki guru-guru terbaik. Raja juga meminta pengawal untuk
lebih mengawasi Putra Mahkota. Ratu berusaha membujuk Raja untuk
mengijinkan P. Yang Myeong tetapi sia-sia saja.
Di tempat lain Pangeran Yang
Myeong ( kakak Putra Mahkota ) tengah berjalan-jalan di pasar, tiba-tiba
sesuatu menarik perhatiannya. Ia bertanya ada apa gerangan? Salah
seorang penjual di pasar itu mengatakan bahwa ada seorang anak buta yang
memiliki kemampuan luar biasa seperti seorang dukun dan mampu
menyembuhkan penyakit. Yang Myeong cukup cerdas untuk mengetahui
kebenarannya namun ia bergabung bersama orang-orang itu untuk
menyelidiki yang sebenarnya. Tak jauh dari situ, Jang Nok Yeong/ Do
Moo-nyeo memperhatikan mereka. Ia mendapat laporan bahwa orang-orang itu
menggunakan seorang anak kecil untuk menipu orang-orang itu bahkan
membiarkan anak itu kelaparan. Jang Nok Yeong berusaha menyelidiki apa
yang terjadi. tanpa sengaja ia melihat Yang Myeong, dan mata batinnya
melihat sesuatu pada diri anak itu. Joseon memiliki dua matahari,
katanya pada diri sendiri
Ternyata kecurigaannya terbukti,
dengan berpura-pura cedera kakinya, P Yang Myeong mendekati dukun kecil
itu dan benar juga ternyata di tubuh gadis itu banyak ditemukan lebam.
saat yang Myeong menyodorkan sebuah kue, gadis itu langsung merebutnya
dan memakannya dengan lahap. Tuannya sangat marah apalagi kemudian
terbongkar kebohongannya. Gadis kecil itu sama sekali tidak buta. Para
pasien yang tengah antri marah-marah dan menyerang mereka. Yang Myeong
membawa gadis kecil itu pergi. Ia melihat Jang Nong Yeong dan memintanya
memanggil pengawal.
Penjahat-penjahat itu berhasil
mengejar Yang Myeong dan membawa gadis itu pergi, tetapi Jang Nok Yeong
mincul bersama para pengawal dan gadis kecil itu berhasil diselamatkan.
Yang Myeong berhadapan dengan ketua penjahat. Ia dikeroyok para penjahat
itu. Awalnya Yang Myeong berusaha tampil kalem dan berpura-pura bodoh
Aku
peringatkan kau jangan membuatku marah, karena kalau aku marah kau ada
dalam bahaya, kata Yang Myeng sambil berlagak tolol. Ketua penjahat itu
malah menghajarnya sampai Yang Myong terkapar.
Sampai akhirnya ketua penjahat itu menyinggung tentang Raja.
Guru Pedang kayuku mendapatkan gelar sarjana terbaik dalam ujian pegawai negeri, kata Yang Myeong dengan wajah tololnya.
Jika
guru pedang kayumu adalah sarjana terbaik, maka ayahku adalah raja,
kata ketua penjahat itu mengejek dan memukul Yang Myeong sampai roboh.
Kemarahan Yang Myeong semakin memuncak
Aku
kenak Raja, katanya sambil menatap ketua penjahat itu dengan garang. ia
tidak mengatakan bahwa ia punya anak laki-laki seperti
dirimu!teriaknya.
Yang Myeong mengamuk dan
menghajar semua penjahat itu habis-habisan. Ilmu beladirinya sangat
tinggi membuat para penjahat tak berdaya melawannya.
Malam harinya dengan menggunakan
pakaian lengkap Yang Myeong berdiri diatas bukit yang menghadap ke
istana: Yang Mulia, katanya. Pelayan setiamu telah kembali dengan
selamat. Maafkan aku karena tidak memberi salam secara pribadi. Lalu ia
memberi hormat.
Yang Mulia Putra Mahkota, dimanakah dirimu berada saat ini? dan ia pun tersenyum pada dirinya sendiri.
Di tempat lain, di kediaman
Putra Mahkota, remaja 15 tahun itu tengah dirundung sesuatu, berdiri di
taman sambil menatap langit ( sayangnya di belakangnya banyak kasim dan
dayang yang selalu mengikuti kemanapun langkahnya ). Aku tidak akan
melarikan diri, katanya jengkel. Tiba-tiba banyak kelopak bunga Peach
yang jatuh dari langit. Putra Mahkota teringat kejadian saat ia jatuh
bersama gadis itu, Yeon woo. Ia tersenyum sendiri.
Jika
kau tahu aku adalah Putra Mahkota kau pasti akan lebih mengomel, tetapi
mungkin kita tidak akan bisa saling bertemu lagi. Ia memandangi
langit....oh tidak, ternyata ia tengah memandangi payung merah-nya yang
sengaja digantung tinggi-tinggi.
Sementara itu di kediaman Yeon
woo, gadis itu sedang berusaha keras memecahkan teka-teki dibalik pesan
'tuan muda dari Eunwolgak. Ia sangat bingung sampai-sampai keluar rumah
dan melihat pesan itu dibawah cahaya bulan.
Kukira jika aku melihatnya dibawah sinar bulan aku bisa melihat pesan yang tersembunyi, keluhnya.
Tanpa
sengaja Yang Myeong melihat Yeon woo, ia mengamati Yeon woo dari
tempatnya. Hingga gadis itu akhirnya berhasil menemukan pesan dari isi
surat Putra Mahkota. Pesan itu menunjuk pada jati dirinya yang
sebenarnya yaitu: Putra Mahkota. Yeon woo lemas dan jatuh terduduk. Di
tempat lain Putra Mahkota juga tengah memikirkannya, Dapatkah ini
terjadi? Akankah aku bertemu denganmu lagi?tanyanya pada diri sendiri.
Putra
Mahkota apakah kau tahu? kata Yeon woo. Aku takut kita tak akan pernah
bertemu lagi. Untuk seorang gadis kecil ini sangatlah beruntung
Yang Myeong menatap Yeon woo
Bisa bertemu denganmu lagi....aku sangat bahagia.....Heo Yeon woo,, lalu ia tersenyum......bersambung
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
jangan lupa berikan komentarmu di sini ya :D